Tuesday, August 4, 2009
Thursday, June 4, 2009
Tuesday, June 2, 2009
Friday, May 29, 2009
Friday, May 22, 2009
Unexpected Email
Just know my dad sent me this email..
‘Fenomena Facebook’ dan
Isu Pengembangan Diri
"Waspadailah perilaku Facebook Anda! Teknologi untuk manusia bukan manusia untuk teknologi."
Facebook memang fenomenal. Facebook awalnya hanya sebuah situs jejaring sosial terbatas yang diluncurkan untuk siswa dari Harvard College saja. Dimulai pada tanggal 4 Februari 2004 oleh seorang bernama Mark Zuckerberg, mantas lulusan Harvard dan Ardsley High School. Namun, hanya dalam kurun waktu 3 tahun saja, facebook berkembang menjadi situs yang amat populer. Berita di New York Times bahkan mengatakan ada sekitar 175 juta pengguna aktif di situs popler ini, saat ini. Wow! Begitu populernya facebook, bahkan ia dikaitkan dengan kesuksesan personal branding beberapa orang terkemuka, melonjaknya sales beberapa program supermarket seperti Wal-Mart, hingga kesuksesan President Barrack Obama menggalang suara maupun dana, banyak dikaitkan dengan facebook ini.
Di Indonesia, facebook inipun belakangan menjadi amat populer. Mulai dari para pebisnis, ibu rumah tangga, hingga kalangan remaja, facebook seperti sebuah gaya hidup. Bahkan, beberapa rekan saya membeli Blackberry dan IPhone-nya hanya dengan alasan sederhana, bisa mengupdate facebook mereka terus-menerus.
Bahkan, terkait dengan fenomena facebook inipun, saya pun terkadang bingung dengan beberapa teman saya, yang dalam keseharian tergolong orang yang agak anti sosial serta sulit berinteraksi dengan orang lain. Banyak diantaranya, dianggap introvert dan dingin, kalau ketemu orang. Tapi, jangan heran. Bagaimana account facebooknya? Saya pun dibuat kaget olehnya. Di dalam facebooknya, mereka yang tergolong cuek bahkan kurang ekspresif ini dengan begitu mudahnya mengekspresikan diri mereka dalam “wall” maupun “wall-to-wall” dalam facebooknya (ini istilah soal ‘dinding’ dalam facebook dimana kita bisa mengungkapkan apapun yang kita pikirkan). Malahan, jumlah ‘teman’ maya mereka pun tergolong sangat banyak.
Tulisan ini, mencoba mengungkap sisi lain di balik perkembangan facebook dan perkembangan jejaring sosial lainnya, dikaitkan dengan berbagai isu yang perlu dicermati dalam kaitannya dengan pengembangan diri (personal development) . Dari fenomena ini, ada beberapa hal yang menjadi catatan saya.
3 Isu Penting
Pertama, risiko mengekspresikan diri. Dalam training Kecerdasan Emosional baru-baru ini, saya berkisah soal rekan saya dahulu di perusahaan pertama saya yang menggunakan nama samaran, Mr.Nice Guy, dalam setiap kali chatting. Di internet, dia bisa tampak sangat fleksibel, sangat komunikatif dan memberi banyak nasihat. Teman virtual-nya banyak. Tapi, dalam kondisi kerja, orangnya pendiam, tertutup bahkan cenderung sulit berkomunikasi. Akhirnya, si Mr.Nice Guy ini sendiri sempat pernah berkisah bahwa, dirinya lebih suka berhubungan via internet karena risiko interaksinya lebih sedikit. Kalau tidak suka, bisa diblokir kapan saja dan distop interaksinya, dan persoalanpun selesai. Sementara, kalau berhubungan langsung, orang bisa langsung tersinggung bahkan cenderung lebih sulit diprediksi reaksinya, menurutnya. Baginya, kontak interpersonal langsung harus banyak mempertimbangkan persepsi orang. Intinya, interaksi interpersonal secara langsung, mempunyai risiko lebih sulit. Orang lebih sulit diprediksi, lebih sulit diantisipasi rekasinya dan tidak dalam kontrolnya. Itulah komentarnya soal beda interaksi virtual dengan interaksi langsung.
Akhirnya, dalam konseling saya dengannya, tetap saya tekankan bahwa chatting maupun facebook, tetap saja tidak menggantikan interaksi manusia yang sesungguhnya. Walaupun, facebook serta berbagai aplikasi jejaring sosial lainnya memang sangat membantu suatu proses interaksi dan memperluas networking sosial. Namun, latihan dan pendewasaan yang sesungguhnya tidak dapat tergantikan melalui interaksi virtual. Dalam interaksi langsunglah, kadang kita harus belajar bersabar, belajar membaca keadaan orang, menyesuaikan dengan kondisi orang, bahkan kadang harus mengalami ‘pergesekan’ dengan orang. Namun, semuanya amat mendewasakan kita dalam melatih interpersonal maupun kemampuan komunikasi kita.
Kedua, facebook atau berbagai situs jejaring sosial harus dipergunakan secara cerdas untuk membangun self image kita maupun interaksi yang sehat. Celakanya, tatkala content-nya tidak terkendali, justru bisa menyebabkan orang kehilangan muka, kehilangan respek, jadi mengumbar segala sisi gelap bahkan kehilangan ruang privasinya. Di satu sisi, facebook memang menjadi ajang untuk belajar mengekspresikan diri, namun di sisi lain, ekspresi ini bisa menjadi bumerang karena siapapun bisa menuliskan pesan, termasuk orang-orang yang pernah dikenal secara pribadi namun pernah bermasalah. Sebagai contoh, seorang rekan saya yang menjelang kehancuran pernikahannya, justru saling membalas kalimat-kalimat tidak sopan, melalui facebook mereka yang akhirnya terbaca oleh begitu banyak rekan-rekan mereka. Akibatnya, berbagai persepsi yang negatif-pun bermunculan terhadap keduanya.
Mengomentari situasi semacam ini, saya tetap mengingatkan beberapa rekan saya agar mempunyai tujuan yang jelas dengan facebook maupun jejaring sosial yang mereka lakukan. Waktu menulis, harusnya juga dipertimbangkan secara matang, apa yang hendak dikomunikasikan. Sebab sekali sudah ditulis dan terkirim, apapun yang kita pikirkan akan terbaca oleh jutaan orang yang bisa akses ke halaman web kita. Kita pun, harus mewaspadai pula apa yang kita posting-kan serta mengantisipasi risiko dari orang-orang, baik dari yang niatnya paling tulus hingga ke yang ‘iseng’ untuk menanggapinya. Jangan sampai teknologi ini justru menjadi alat yang merusak citra diri. Kitalah yang harus menggunakannya dengan bijak.
Ketiga, dari sisi manajemen energi dan waktu, facebook maupun jejaring sosial semacam ini bisa menjadi pencuri yang perlu diwaspadai. Di satu sisi, produktivitas kerja bisa terganggu akibat banyaknya yang addicted untuk melihat ataupun penasaran soal komentar orang terhadap apa yang dipostingkan di situs pribadinya. Kitapun menjadi penasaran, terus-menerus membaca informasi dari orang lain yang terus menerus di-update. Selain energi pikiran jadi lebih terkonsentrasi ke facebook, banyak waktu dan energi yang produktif pun jadi tersita. Makanya, kewaspadaan tetap perlu menjadi senjata bagi kita. Saya mengenal beberapa klien saya yang ketagihan dengan mengisi dan update facebook. Nyaris setiap jam, mereka harus mengecek facebooknya. Dan bisa diperkirakan, karir mereka pun bukanlah yang tergolong luar biasa.
Tak Perlu Antipati
Tulisan ini tidak mengajak kita untuk antipati dengan facebook atau jejaring sosial lainnya. Justru, yang penting adalah bagaimana kita ‘outsmart’ (lebih cerdas) dari teknologi dan memanfaatkan sebesar-besarnya bagi keuntungan kita. Berbagai perusahaan, dapat mendayagunakan facebook untuk memperluas jaringan salesnya. Cukup banyak artis dan penulis yang mempertahankan fans-nya dengan facebooknya. Mereka yang cerdas, dapat menggunakan teknologi sosial seperti facebook demi kepentingan yang berharga bagi sukses mereka, khususnya dalam hal networking. Nah, bagaimana dengan Anda?
Anthony Dio Martin
What do you think?
Friday, May 15, 2009
Corporate Finance
seems interesting but fuckin' difficult.
Only left 5 days before the corporate final final exam.
AND I still have zero knowledge!
BOOOOOOOOOOOOOOOO!
mati gue!
still blur with Futures, Options, Miller, or Jensen Meckling!!helppppppp!!
Friday, May 8, 2009
Thursday, May 7, 2009
HPPY BDY
Tuesday, April 28, 2009
Saturday, April 25, 2009
Jealousy
Young Man, 18 years old
will stay in Aussie
attending non economic-financial degree
has new macbook
wins a new javelin
free to apply part time job
able to increase his money supply
drives very nice car
non smoker human being
no worries about his high school final exams
Lucky Boy
Sunday, April 12, 2009
Thursday, April 2, 2009
Inside My Heart
.finalexam.examresult.summerjob.finalyear.futherunits.
.family.thesocalledbestfriend.people.
.newphone.newbag.newfriends.newhousemate.
.face.stomach.hands.brain.
.relationship.cashflow.futurejob.futurehome.futurelife.
2012.the.end.of.the.world
Sunday, March 29, 2009
Tuesday, March 24, 2009
Sunday, March 22, 2009
Friday, March 20, 2009
Mental Derangement
Have been destabilized by falling in love
You are afflicted with obsessive-compulsive disorder
Constantly checking my social network
You are afflicted intrusive thoughts
Impulses to violently harm a person
PLEASE
GO AWAY SON OF A BITCH
DO NOT IRRITATE ME
DO NOT GIVE ME ANY B'DAY PRESENT
DO NOT GIVE ME HEXES THROUGH MY SHOES
You are sick
and
You need expert (psychiatrist)
ciao!
p.s. no wonder you don't have many friends, sick man!
Monday, March 16, 2009
I am in love with another Mayer
Please come to SG. will YOU??
Friday, March 13, 2009
Before Sex and The City
Last time I watched this movie called Sex and the Single Girl. It is an old movie based on best seller novel by Helen G. Brown. Around 1962 I guess (even my mom was still a few months). Later on it's inspired Candace Bushnell to make Sex and the City.
I amaze with Natalie Wood. She played the main role as Dr. Helen Brown, psychiatrist, in that film. She was really chic and so 60s. I love her bob hair and the way she puff on her cigarette. Really different kind of Audrey Hepburn!
Thursday, March 12, 2009
WAKE UP PRINCESS
By the way, I just got a horrible news from my family. It really makes me wanna cry. Sorry I can't tell, it's too personal or there is no body whom I can trust in. Maybe if it's getting worse, I can tell you. BUT I hope everything is ok. For now I can't be able to go out with friends and have some fun in this kind of situation. Sorry I just need my time to figure this out.
well I hope Princess will wake up soon from her beautiful dream.. I think she forgets about the real world.
ciao!
Tuesday, March 10, 2009
I am sorry
Sorry, I'm not in very stable mood.
Sorry, I'm facing big problem which is my fear.
Sorry, I'm having exam and I can't handle it well.
Sorry, I don't want to go back home this year.
Sorry, I can't explain why.
Sorry, I have my personal reasons.
Sorry, I just wanna go somewhere else.
Sorry, I'm out of all social network.
Sorry, I wrote this blog together with my tears.
Sunday, March 8, 2009
Show off Syndrome
I know you're rich boy from high class family
I know you're attending medical school
but please stop showing off to people
by writing in you personal message
something like
need magsafe power adapter
on my mobile phone
HELLOOOOO
you are such a dork!
not only you who use IPHONE
not only you who can online on mobile phone
not only you who have macbook
I know it's your show off syndrome darlie.
son of a bitch can pay all the bills to get what he wants.